Bagi banyak pemimpin non-finansial, seperti kepala divisi pemasaran, operasi, atau sumber daya manusia, aspek keuangan sering kali terasa kompleks dan kadang-kadang menakutkan. Namun, keputusan bisnis yang mereka ambil sehari-hari tidak lepas dari dampak finansial. Memahami konsep keuangan dasar dan menghindari kesalahan umum dapat membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik, mengelola risiko, dan mencapai tujuan perusahaan secara efektif. Berikut ini adalah tujuh kesalahan finansial yang sering diabaikan oleh para pemimpin non-finansial.
1. Mengabaikan Pentingnya Arus Kas
Salah satu kesalahan umum adalah berfokus hanya pada laba, sementara arus kas diabaikan. Arus kas adalah darah kehidupan perusahaan; tanpa pengelolaan arus kas yang baik, perusahaan bisa mengalami kesulitan likuiditas, meskipun labanya tinggi. Penting bagi pemimpin untuk memantau arus kas dan memastikan bahwa dana cukup tersedia untuk operasional sehari-hari dan kebutuhan mendadak.
Tip: Lakukan peninjauan arus kas secara berkala, dan perhatikan pola pembayaran serta penerimaan untuk menjaga stabilitas arus kas perusahaan.
2. Menganggap Semua Utang Itu Buruk
Banyak pemimpin non-finansial cenderung menghindari utang karena takut bahwa hal ini akan menjadi beban bagi perusahaan. Namun, tidak semua utang itu buruk. Utang yang dikelola dengan baik bisa menjadi alat untuk mempercepat pertumbuhan bisnis. Contohnya, meminjam untuk investasi di area yang berpotensi menghasilkan pendapatan yang lebih besar.
Tip: Pertimbangkan utang sebagai alat strategis dan pilih jenis utang yang memiliki bunga rendah atau tenor yang sesuai dengan siklus keuangan perusahaan.
3. Mengabaikan Biaya Tak Terduga
Banyak pemimpin non-finansial sering kali fokus pada anggaran tanpa menyisihkan cadangan untuk biaya tak terduga. Padahal, dalam bisnis, biaya tambahan atau pengeluaran yang tidak terduga selalu bisa terjadi. Mengabaikan ini bisa membahayakan kestabilan keuangan perusahaan ketika pengeluaran yang tidak terencana muncul.
Tip: Sisihkan 10-15% dari anggaran sebagai dana cadangan untuk menutup biaya tak terduga yang mungkin muncul di kemudian hari.
4. Tidak Memahami Margin Laba yang Sehat
Pemimpin non-finansial sering kali tidak memerhatikan margin laba atau keuntungan bersih yang dihasilkan dari setiap produk atau layanan. Memahami margin laba sangat penting karena menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba dari setiap penjualan.
Tip: Pelajari komponen biaya yang memengaruhi margin laba dan identifikasi area yang bisa dioptimalkan untuk meningkatkan efisiensi.
5. Mengabaikan Perencanaan Jangka Panjang
Banyak pemimpin non-finansial hanya berfokus pada hasil jangka pendek, seperti memenuhi target kuartalan. Namun, perencanaan keuangan jangka panjang adalah aspek yang sangat penting untuk keberlanjutan perusahaan. Tanpa strategi keuangan jangka panjang, perusahaan bisa kehilangan arah dan terjebak dalam masalah keuangan di masa depan.
Tip: Selalu pertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap keputusan bisnis dan buatlah rencana keuangan yang mencakup visi lima atau sepuluh tahun ke depan.
6. Mengandalkan Insting Tanpa Data Finansial yang Memadai
Memimpin dengan insting atau intuisi memang penting, tetapi dalam hal keuangan, keputusan sebaiknya tetap didukung data. Mengabaikan data finansial bisa menyebabkan kesalahan dalam alokasi anggaran atau pemilihan proyek yang kurang menguntungkan.
Tip: Libatkan tim keuangan dalam proses pengambilan keputusan dan selalu tinjau data keuangan sebelum membuat keputusan besar.
7. Tidak Meninjau Kinerja Finansial secara Rutin
Banyak pemimpin non-finansial cenderung meninjau laporan keuangan hanya pada akhir tahun atau ketika ada masalah. Namun, tinjauan keuangan yang rutin adalah cara terbaik untuk memantau kesehatan keuangan perusahaan dan mengidentifikasi masalah sejak dini.
Tip: Jadwalkan tinjauan keuangan secara berkala, misalnya setiap bulan atau kuartal, untuk tetap memperbarui status keuangan perusahaan.