Di Balik Senyum Palsu: Mengapa “Toxic Positivity” Merugikan Kesehatan Mental

Di Balik Senyum Palsu: Mengapa “Toxic Positivity” Merugikan Kesehatan Mental

Cara Menghindari “Toxic Positivity” dan Menerima Emosi dengan Sehat

Berikut beberapa cara untuk menghindari toxic positivity dan mendukung kesehatan mental yang lebih seimbang:

  1. Terima Semua Emosi
    Alih-alih mengabaikan perasaan negatif, coba untuk menerimanya sebagai bagian alami dari pengalaman hidup. Mengakui kesedihan, kecemasan, atau marah bukanlah tanda kelemahan, melainkan cara untuk tetap sehat secara emosional.
  2. Berlatih Empati pada Diri Sendiri dan Orang Lain
    Jika seseorang mengalami kesulitan, cobalah mendengarkan tanpa memberikan komentar yang tidak realistis. Empati berarti berada di samping seseorang dalam kesulitannya, bukan mencoba “memperbaiki” suasana hati mereka dengan cara yang tidak sesuai.
  3. Validasi Perasaan yang Muncul
    Daripada menolak perasaan negatif, katakan pada diri sendiri bahwa wajar jika merasa sedih atau kecewa dalam situasi tertentu. Validasi diri adalah langkah penting dalam menerima dan mengatasi perasaan dengan cara yang sehat.
  4. Cari Dukungan Kesehatan Mental Jika Diperlukan
    Berbicara dengan konselor atau terapis bisa sangat membantu untuk memahami dan mengelola emosi negatif dengan cara yang produktif. Terapis dapat memberikan alat yang efektif untuk menangani emosi dan menghindari pola toxic positivity.

Kesimpulan

Toxic positivity sering kali muncul dari niat baik untuk tetap positif, namun dampaknya justru dapat merusak kesehatan mental kita. Merasa sedih, kecewa, atau marah adalah bagian alami dari menjadi manusia. Sebaiknya kita berusaha untuk menerima seluruh spektrum emosi kita tanpa harus merasa malu atau tertekan untuk berpura-pura bahagia sepanjang waktu. Menerima semua perasaan yang muncul, baik positif maupun negatif, adalah kunci untuk mencapai keseimbangan emosional dan kesehatan mental yang lebih baik.